Sidang Tesis Tahap 1 Tesis 17 April 2024

Dwi Wahyu Wamenarno mahasiswa Program Studi Magister Arsitektur angkatan 2021 telah menyusun Tesisnya dengan judul “Perancangan Agro-Edu Wisata dengan Harmonisasi Kearifan Lokal Sumedang dan Indramayu (Studi Kasus: Bendungan Cipanas, Kabupaten Sumedang)”, dengan pembimbing Prof. Dr. Mokh. Syaom. Barliana, M.Pd., M.T. dan Dr. Diah Cahyani Permana Sari, S.T., M.T., dan dibahas oleh Dr. Ir. Nuryanto, S.Pd., M.T. dan Ilhamdaniah, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D.. Dibahas pada Sidang Tesis Tahap 1 Program Studi Arsitektur Program Magister UPI pada tanggal 17 April 2024.

Dwi melakukan penelitian di Sumedang dan Indramayu, dua wilayah yang mempunyai berkearifan lokal tinggi, memiliki potensi besar di bidang budaya, pertanian, dan tradisi. Dengan adanya hal ini, menemukan peluang dalam merancang kawasan Agro Edu Wisata yang menggabungkan keindahan alam dan pertanian, serta melestarikan kearifan lokal keduanya.

Konsep agro-edu wisata integratif dipakai Dwi untuk merancang agro-edu Sumedang dan Indramayu, yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan pariwisata. Sumedang dan Indramayu, sebagai perwakilan dua kearifan lokal kaya, membawa warisan budaya unik. Penelitian ini diharapkan dapat menciptakan kawasan agro edu wisata sebagai pusat pembelajaran dan ruang harmonis yang menggembirakan, memadukan kearifan lokal keduanya.

Dwi menggunakan studi kasus dan studi preseden dengan data primer dari observasi, dokumentasi dan data sekunder dari literatur terkait untuk metode penelitian. Hasilnya adalah konsep desain agro-edu wisata yang mencakup fasilitas pendidikan, rekreasi, dan promosi kearifan lokal. Konsep ini berfokus pada harmonisasi untuk menciptakan keseimbangan antara kearifan lokal Sumedang dan Indramayu. Pertama, kawasan ini mendukung pertumbuhan ekonomi lokal berkelanjutan. Kedua, desain memperhitungkan aspek pendidikan dengan ruang pembelajaran interaktif untuk generasi muda.

Konsep perancangan menggunakan arsitektur adaptif dan responsif terhadap lingkungan serta tradisi lokal. Bangunan mencerminkan gaya arsitektur dari kedua wilayah, membentuk jembatan visual antara budaya yang berbeda. Integrasi kearifan lokal diharapkan memperkuat akar budaya, memberikan kontribusi positif pada pengembangan masyarakat setempat, dan memperkaya warisan budaya Indonesia.

Kesimpulan dari penelitian Dwi ini menyoroti pentingnya keterlibatan masyarakat, studi kelayakan komprehensif, pengembangan berkelanjutan, dan kerjasama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Proyek agro-edu wisata diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat dan pariwisata, menjadi contoh untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan di wilayah lain di Indonesia.

Posted in Berita and tagged .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *